Pages

Selasa, 24 Februari 2015

Sahabat Lebih Baik


Hari ini aku bangun pagi seperti biasanya. Mentari pagi menyambutku dengan senyuman yang lebar. Aku pun membalasnya dengan semangat. Langsung aku bergegas ke kamar mandi dan membersihkan badanku. Kemudian setelah itu aku pun memakai seragam SMP ku. Dan melangkah pergi ke dapur untuk makan. Itu yang kulakukan setiap pagi hariku.
Lekas aku pergi kedepan rumah menghirup oksigen sedalam-dalamnya sambil memakai sepatu polosku yang segera ingin aku pakai. Disaat yang sama ayahku sudah siap dengan jaket hitam kesayangannya dan mengeluarkan motor win yang bersiap mengantarku ke sekolah. Dinyalakanlah win itu dan aku pun siap berangkat sekolah. Brrrr..
Sampai disekolah disambutlah aku dengan para guru di depan dan akupun mencium tangan-tangan mereka dan beharap semoga hari ini adalah hari yang menyenangkan bagiku. Sampailah aku di kelasku, kelas yang penuh ceria, kelas yang bisa membuat hari-hariku berwarna-warni. Nampak disana senyum-senyum lebar teman temanku. Dan yang paling istimewa adalah senyumnya si dia yang selalu bembuat hatiku adem dan tentrem.
Teet!! Teet!! Suara bel bedering dengan kencangnya, menandakan itu waktu memasuki kelas. Semua begegas kedepan kelas untuk baris. B.endah pun tiba dengan membawa beberapa buku di dekapnya. Itulah guru b.inggris di kelas ku.
Akupun duduk di kursi tempat aku menuntut ilmu selama di kelas itu. Dan tidak ketinggalan di sampingku adalah sahabat sebangkuku atau juga bisa disebut teman seperjuangan. Dia adalah cewek Yunia namanya. Baik, cantik, dan tidak sombong itulah yang bisa aku liahat dari dia. Dari semua cewek di dunia ini hanya dialah sahabat cewek terbaik yang aku miliki. Beruntungnya aku.
persiapan, sebelum memulai pelajaran hari ini, berdoa mulai” ucap ketua kelas untuk mengawali pelajaran pertama pagi hari itu. “berdoa selesai, memberi salam”.
Aku lupa kalu hari itu aku dititipin uang untuk “dan, mana jajan yang aku titipkan kemaren padamu? Udah beli aa?”. Bagai kura-kura lupa cangkangnya, aku lupa setengan mati kalau kemaren aku dititipi sahabatku itu untuk beli jajan yang dia suka. Dia titip jajan itu karena hanya di jual di dekat rumahku saja.”sorry yun, kemaren hujan aku gak sempet beli” aku meminta maaf padanya. Dia hanya membalas dengan wajah yang paling tidak suka darinya. Murung sekali dan merasa kecewa. Aku juga sangat-sangat tidak suka dengan wajah yang sepeti itu, apalagi dia cewek. Dan akupun mencoba menghiburnya sedikit. Akhirnya dia tertawa juga. Syukurlah kalau begitu. Tapi di dalam hatiku masih mengganjal rasa kesal karena aku mengecewakannya.
Hari itu ada kelompok yang mempresentasikan hasil kerja mereka. Tiba tiba Yunia pindah di bangku depan supaya jelas apa yang dipresentasikan oleh kelompok itu. Dalam benak ku berbicara” yaahh aku sendiri”. Kemudian akupun juga pindah di bangku depan duduk dengan teman Firman. Disitu aku sempat bercanda tawa sebentar. Kebetulan juga dia adalah mantan pacar di sahabatku Yunia itu. Di tengah canda tawa bibir yang tadinya tersenyum lebar tiba tiba hilang senyumanku ketika mendengar Firman mengucapkan “tembak saja itu Yunia kamukan dekat sama dia”. Aku hanya bilang “ngaco aja kamu”. Aku coba mengalihkan pembicaraan ke topik yang lain.
Disaat Firman memperhatikan presentasi aku mlihat kesamping apakah yang dilakukan oleh Yunia. Aku meliat dia sedang becanda dengan temanku yang lain, dan aku liat temenku memegang tangan Yunia itu dengan senyuman yang tidak biasanya. Akupun langsung memalinkan wajahku darinya. Hatiku serasa di tusuk jarum sakit rasanya. Kenapa aku sampai berpikir begitu ya?, padahal aku dan Yunia itu adalah Cuma sebatas sahabat saja, tidak lebih dari itu.
Setelah temanku selesai presentasi akupun kembali ke bangkuku semula dan Yunia juga kembali di sampingku. Akupun sempat berfikir dari ucapannya Firman tadi. Tapi, enggklah aku dan dia hanya sebatas sahabat saja, tidak lebih dari itu.
Detik, menit, jam sudah berlalu bel pulang sekolah terdengar nyaring di telinga “teet!! Teet!!”. Akupun bergegas masukan buku-buku pelajaranku dan bersiap untuk pulang. “persiapan, sebelum mengakhiri pelajan hari ini, berdoa, mulai” teriak ketua kelasku.
Sampainya di gerbang aku sudah dijemput oleh supir pribadiku yaitu mikrolet ckl, Lek Doel namanya. Aku bergegas masuk dan berangkat menuju rumah. Dan aku senang sekali besok adalah hari libur. Aku merencanakan sesuatu dengan temanku yaitu pergi ke lapangan Rampal untuk joging bersama.


Tak kusangka mentari pagi menyambutku seperti biasanya. Aku bersiap berangkat bersama temanku untuk pergi ke lapangan Rampal. Sampai disana aku joging dan ngobrol-ngobrol dengan temanku. Tak kusangka aku bertemu dengan Yunia sahabatku. Akupun merasa senang sekali. Disana aku bercanda tawa dengannya, bergembira dengannya, dan meneraktir dia untuk beli mie ayam dengannya. Saat sedang makan aku berbincang dengannya “Yunia, kita ini akan menjadi sahabat untuk Selamanya kan?”. Yunia menjawab “kamu ini bilang apa sih? Ya iyalah kita akan bersabat selamanya, ngaco kamu ini. Akupun merasa senang dengan ucapan itu. Akhirnya kamipun menjadi sahabat untuk selamanya. Tamat.

0 komentar:

Posting Komentar